DINAS KEBUDAYAAN SLEMAN GELAR FESTIVAL KESENIAN SLEMAN 2020

Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman menggelar perhelatan akbar bertajuk “Festival Kesenian Sleman Tahun 2020” selama dua hari  06 s.d 07 Maret 2020 di Wisdom Park Lembah UGM yang terintegerasi dengan event “Sleman Gumyak”. Dalam rangkaian kegiatan tersebut akan digelar pawai seni budaya dengan tema “Sato Carnival” Sabtu, 07 Maret  2020 pukul 14.00 WIB – Selesai. Start pawai dimulai dari Boulevard UGM menuju Bunderan UGM, belok kiri menuju perempatan Sagan, belok kiri ke Panggung Utama di Plaza Kearifan Wisdom Park UGM.

Ada pun yang akan mengikuti pawai tersebut adalah, Sanggar Turi Budaya, Sanggar Wijaya Kusuma, Sanggar Tari Puri, Sanggar Cindhe Wulung, Sanggar Seni Rancang Kusumo, Sanggar Tari Larasati, Sanggar Tari Cikrak Kina, Sanggar Tari Krincing Manis, Sanggar Pamengku, Padepokan Tari Sekar Jagat, Sanggar GSP Creative, Ponco Laras Ngawen, Sanggar Tari Kembang Sakura, Sanggar Seni Wijaya Kusuma, Sanggar Tari Larasita, Sanggar Planthangan, dan Marching Band UGM. Selain itu Jumat, 06 Maret 2020 di Panggung Satu pukul 20.00 WIB – Selesai akan diselenggarakan Campur Sari Sekar Sumawur, dilanjutkan pukul 21.00 WIB – Selesai akan diselenggarakan penampilan Guyon Alternate. Sabtu, 07 Maret 2020 di Panggung Satu pukul 20.00 WIB – Selesai akan ada penampilan Sendratari/Fragment Wayang dari Sanggar Ngrancang Kencana, dilanjutkan pukul 21.00 WIB – Selesai akan ada penampilan Ketoprak PS Bayu.

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi seni budaya yang ada di Kabupaten Sleman kepada masyarakat yang lebih luas. Diharapkan ajang ini dapat menjadi media beraktivitas dan peningkatan kualitas seniman guna mempertahankan eksistensi jati diri seniman sebagai salah satu akar budaya seni, sekaligus memberikan ruang kepada seniman dalam mengekpresikan diri melalui kesenian. Selain itu juga untuk pembangunan karakter terhadap masyarakat luas khususnya generasi muda. Selain itu, juga untuk pembangunan karakter terhadap masyarakat luas khususnya generasi muda serta meningkatkan “rasa handarbeni” terhadap budaya sendiri yang adiluhung. Dengan semakin meningkatnya internalisasi budaya dikalangan warga masyarakat akan menjadi benteng sekaligus filter yang kuat di era globalisasi. Tentunya semua ini dimaksudkan untuk mendukung dan mengimplementasikan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. (dv)