Upacara Adat Ngrowhod

Upacara Adat Ngrowhod diterjemahkan sebagai Ngleluri (mempertahankan) ombyak (kebiasaan/kegiatan) Hametri (membuat situasi lebih baik) Koncara(hal-hal baik yang menonjol/terkenal) . Upacara Ngrowhod ini dilakukan di desa Girikerta, Kecamatan Turi, Kab. Sleman DIY. Upacara Ngrowhod di gelar sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala anugrah yang telah diterima baik itu berupa pelimpahan rejeki/hasil panen dan terhindar dari musibah.

Ngrowhod sebenarnya mengacu pada kebiasaan baik nenek moyang yang mengurangi kesenangan dan kenikmatan duniawi dengan cara berpuasa ngrowot. Puasa ngrowot adalah puasa dengan hanya memakan jenis makanan yang disebut krowotan, seperti ubi, ketela, talas,uwi, gadung, ganteng dsb. Semua makanan tersebut merupakan jenis pala Kapendhem yang terpendam didalam tanah

Gunungan yang diarak adalah gunungan krowotan yang terbuat dari jenis-jenis hasil bumi ( buah dan umbi-umbian). Upacara ini diawali dengan keluarnya 13 pasang pager ayu dan pager bagus yang mewakili 13 dusun/padukuhan di Girikerta.

Usai menerima kendi mereka kemudian menuju sendang panguripan untuk mengambil air dengan di kawal Bergadang Growhod, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan di pimpin oleh Cucuk Lampah Serta arjuna. Usai itu mereka semua kembali ke balai desa siap mengarak gunungan dilengkapi dengan tumpeng dna air dari endang panguripa

Orang-orang yang membawa gunungan ngrowhod pun membagikan isi gunungan tersebut ke masyarakat dengan cara melempar-lemparkannya dari atas kendaraan yang di gunakan mengarak gunungan sebagai bentuk syukur dan berbagi kesukacitaan pada sesama. Bentuk syukur dan suka cita itu juga di wujudkan dengan makan nasi gudang(urap) bersama di balai desa sebelum acara kirab dimulai. (Triwati Wuryandari)